Followers

ARTIKEL BAGUS : “Lawan Tampak Jelas, Kawan Tampak Bias”

RANTING penghalang jalan yang tumbuh

“Lawan Tampak Jelas, Kawan Tampak Bias”

Mutiara Hati

Sangat miris, Jika Seseorang bersatu di atas kebatilan, mereka saling menolong menghancurkan Islam. Sementara orang Islam berselisih di atas kebenaran, bahkan berbaik-baik kepada lawan namun penuh selidik kepada kawan.
Ukhuwah tergadai karena sibuk mencari kekurangan demi kekurangan, aib demi aib, bahkan tak segan membuat tuduhan untuk menjatuhkan kawan

"Sesungguhnya orang muslim itu bersaudara" tinggal menjadi slogan yang hanya terdengar di mimbar pengajian.
Pada tahap tertentu, masing-masing elemen berjalan dengan Islam yang ia pahami sambil mengajak orang masuk ke golongannya.
Segala cara dilakukan, bila pun harus menjelek-jelekkan dan memasang jebak yang akan memangsa kawan.

Kemudian satu orang merasa lebih islami dari yang lain, ia merasa paling benar sementara yang lain penuh dengan cela dan sama-sama muslim tapi tidak bertegur sapa. Akhirnya berubahlah fitnah menjadi permusuhan dan perpecahan, satu sama lain saling benci karena merasa paling benar sendiri.

Timbulnya perselisihan di antara kawan menjadikan musuh terabaikan.
Gajah di pelupuk mata tak tampak sementara semut di ujung lautan tampak, saat musuh tampak jelas justru kawan tampak bias.

Saatnya kita mempertegas siapa kawan siapa lawan lantas menentukan keberpihakan.
Sungguh perjuangan menegakkan kebenaran membutuhkan persatuan, merajut benang ukhuwah islamiyah adalah sebuah keniscayaan, sebab ukhuwah merupakan salah satu unsur kekuatan islam.

Betapa kita merindukan terjalinnya persaudaraan iman, bukan persaudaraan yang dibatasi sekat bangsa, suku, apalagi organisasi, yang hanya merupakan alat perjuangan.

Saatnya membangun kesamaan persepsi dan komitmen bersama.

Dalam upaya mewujudkan ukhuwah , ada beberapa hal yang perlu kita bina bersama, yaitu:

1)    Bersikap husnuzhon diantara kita. Selama ini lebih sering kita menggunakan prasangka dan praduga dan sering tidak menggunakan akal sehat sehingga kita sering terperosok pada sikap su’uzhon kepada sesama muslim. Bila sikap ini dibiarkan akan berkembang sikap apriori, sulit menaruh kepercayaan walaupun kepada orang seiman.   

Oleh karenanya Alloh melarang sifat itu: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagaian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang. “(QS. Al-Hujurot : 12).

2)  Berpeganglah kita semua pada tali Allah (Al Islam) secara kaffah, dalam pergaulan hendaknya berpedoman dan mengacu kepada syariat islam. Bersikaplah sebagai seorang pemaaf, sikap yang sangat 

disukai Allah SWT: “Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imron: 134).

3)  Laksanakan hak dan kewajiban kita sebagai muslim dalam kehidupan bermasyarakat seperti tercantum dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairoh, 

Rasulullah bersabda “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima yaitu: menjawab salam, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mendatangi undangan, mendoakan orang yang bersin jika mengucapkan Alhamdulillah dengan ucapan yarhamukalloh. (Muttafakun alaih).

4)  Jaga dan perbanyak ikatan tali silaturahmi. Ibadah vertikal (transendental) habluminallah, dan horizontal habluminannas.

5)  Tumbuhkan sikap saling percaya. Kita hendaklah selalu percaya kepada kemampuan saudara kita untuk membina, mendidik, dan memimpin jemaahnya. Kita seringkali ikut campur dalam urusan rumah tangganya, walaupun tidak diminta. Lebih bahaya lagi kita sering memvonis ‘salah’ akan pemahaman agama saudara kita yang berbeda, yang berujung pada permusuhan diantara umat islam.

Wallahu’alam.

Sumber : Majalah Ar Risalah & http://www.unpad.ac.id

No comments:

Post a Comment